Jambi , Mangurai.com / – Agaknya, Pilgub Jambi 2024 ini menjadi ujian berat bagi PAN, partai utama pengusung petahana. Sejumlah kader bermanuver, membelot mendukung Romi Haryanto. Ketua Fraksi PAN DPRD Provinsi Jambi, Fadli Sudria, terang-terangan mengantarkan Romi ke KPU, dengan mengenakan rompi PAN. Konflik internal ini memicu kekhawatiran akan soliditas PAN, sebagai pilar utama penyokong pasangan petahana Al Haris-Sani.
Romi Haryanto, dengan wajah semringah dan tertawa lebar berjalan tegap menuju kantor KPUD Provinsi Jambi, Kamis siang tadi. Di sebelahnya, Mantan Pangdam Sriwijaya Sudirman, berjalan mengiringinya.
Bukan sosok mereka yang membetot perhatian publik. Hari itu, mata juru warta dan publik terhenyak dengan keberadaan Fadli Sudria, Ketua Fraksi PAN DPRD Provinsi Jambi. Berjalan mantap di belakang Romi, Fadli tampak gagah dalam balutan rompi berkelir biru dan ada logo PAN di dada kirinya.
Fadli sedang melempar pesan, bahwa ia masih membawa identitas partai meski tindakannya bertentangan dengan garis resmi partai.
Di sela-sela itu, para juru warta bergegas menghampiri Fadli. Mereka hendak memastikan dan mendengar sendiri pernyataan Fadli itu.
Fadli Sudria tak ragu menyatakan dukungannya kepada Romi Haryanto.
“Kami menghargai Romi yang telah berjasa besar bagi PAN,” tegasnya.
Secara panjang lebar Fadli lalu menjelaskan bahwa Romi adalah figur yang telah membawa PAN berjaya di Tanjab Timur. Bahkan, Fadli menyebut kemenangan PAN di bawah komando Romi, tak ada tandingannya di Indonesia.
Mantan buser yang khas dengan lesung pipitnya itu, menegaskan sikapnya ini merupakan bentuk penghargaan kepada Romi, yang dianggapnya sebagai kader murni PAN.
“Ada ratusan kader PAN yang membela Romi. Beliau ini kader murni,” tegas Fadli, mantap.
Sejak awal, Fadli memang telah menunjukkan perlawanan. Penegasan ini diperkuat pasca Fadli gagal memperoleh rekomendasi PAN untuk maju di Pilkada Kerinci.
Selain Fadli, Supriyono, mantan Ketua Bapilu DPW PAN Provinsi Jambi dan mantan napi kasus OTT KPK, juga tampak dalam barisan pendukung Romi. Kehadiran mereka semakin mempertegas, jangan-jangan ada perpecahan di tubuh PAN terkait dukungan pada Pilgub Jambi 2024 ini????
Sebelumnya, Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) sempat mengeluarkan pernyataan keras, mengancam akan memecat kader yang berani membelot dari garis partai.
Sikap para kader yang memilih mendukung Romi Haryanto ini menimbulkan pertanyaan besar tentang soliditas PAN di Pilgub Jambi 2024. Meski partai secara resmi mendukung Al Haris-Sani, namun dengan adanya perpecahan internal, efektivitas dukungan tersebut kini diragukan. Langkah-langkah tegas dari pimpinan partai pusat untuk menyikapi hal ini sangat dinantikan oleh publik, khususnya para pendukung setia PAN.
PAN Tegas Sikapi Kader Membelot: Bakri Tanggapi Penggunaan Simbol Partai di Pilgub Jambi 2024
Ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Provinsi Jambi, Bakri, memberikan tanggapan terkait manuver politik beberapa kader PAN yang membelot mendukung Romi Haryanto di Pilgub Jambi 2024.
Aksi ini menuai perhatian publik, terutama setelah Ketua Fraksi PAN DPRD Provinsi Jambi, Fadli Sudria, secara terang-terangan mengantarkan Romi Haryanto mendaftar ke KPUD Jambi dengan mengenakan atribut partai.
Bakri menegaskan tindakan yang dilakukan Fadli dan kader lainnya merupakan urusan pribadi dan tidak mewakili sikap resmi partai.
“Itu urusan pribadi. Tidak mengatasnamakan partai. Ya, silakan,” ujar Bakri.
Anggota DPR RI 4 periode itu menekankan tindakan itu tak mencerminkan pandangan atau kebijakan PAN.
Ihwal penggunaan atribut partai, Bakri memberikan penjelasan yang lebih tegas.
“Saking semangat, mungkin baju PAN lupa dibuka. Yang jelas, bagi struktur partai yang membelot akan dikenakan sanksi. Kita tegas kok,” ujar Bakri.
Bakri membenarkan bahwa Fadli adalah pengurus PAN Provinsi Jambi. Namun, Bakri menegaskan akan menyiapkan sanksi bagi kader yang membelot dari garis partai.
“Betul Fadli adalah pengurus PAN. Dia gagal memperoleh rekomendasi untuk maju Pilkada Kerinci karena tidak memenuhi syarat. Dan kita akan sanksi bagi kader yang membelot,”tegas Bakrie.
Pernyataan Bakri ini menegaskan PAN akan mengambil langkah tegas terhadap kader yang dianggap tidak loyal kepada keputusan partai. Meski Bakri menyebut tindakan Fadli Sudria sebagai urusan pribadi, namun ancaman sanksi bagi mereka yang membelot menjadi sinyal kuat bahwa PAN tidak akan mentolerir tindakan yang berpotensi merusak soliditas partai dalam menghadapi Pilgub Jambi 2024.
PAN tengah menghadapi ujian berat dalam menghadapi Pilgub Jambi 2024. Ujian ini berkaitan dengan soliditas kader. Dukungan terbuka Fadli Sudria, Ketua Fraksi PAN DPRD Provinsi Jambi dan beberapa kader lain, kepada Romi Haryanto, yang jelas bertentangan dengan garis partai, memperlihatkan adanya perpecahan yang cukup signifikan di tubuh PAN. Perpecahan ini berpotensi merusak citra partai dan mengurangi efektivitas dukungan PAN terhadap pasangan petahana Al Haris-Abdullah Sani.
Internal Conflict dan Soliditas Partai:
Fadli Sudria, sebagai Ketua Fraksi PAN di DPRD Provinsi Jambi, memiliki pengaruh yang cukup besar di kalangan kader PAN. Ketika ia secara terbuka mendukung Romi Haryanto, ini bukan hanya bentuk pembelotan, tetapi juga sinyal bahwa ada ketidakpuasan atau perbedaan pandangan yang cukup dalam di internal PAN.
Kehadiran Supriyono, mantan Ketua Bapilu DPW PAN, yang juga mendukung Romi Haryanto, menambah tekanan pada DPW dan DPP PAN. Keputusan Supriyono juga mencerminkan bahwa perpecahan ini tidak hanya terjadi di tingkat daerah tetapi juga melibatkan kader yang pernah berada di posisi strategis.
Citra Partai di Mata Publik:
Dengan adanya perpecahan ini, PAN berisiko dipersepsikan sebagai partai yang tidak solid dan tidak mampu mengendalikan kader-kadernya. Ini bisa merusak kepercayaan publik, terutama para pemilih yang mengharapkan PAN sebagai partai yang tegas dan konsisten dalam menjalankan strategi politiknya.
Ketidakmampuan pimpinan partai, baik di tingkat DPW maupun DPP, dalam merespons situasi ini dengan cepat dan tegas akan memperburuk persepsi publik terhadap PAN. Jika perpecahan ini tidak segera diatasi, PAN bisa kehilangan dukungan dari basis pemilih tradisionalnya.
Sikap Partai?
Penegakan Disiplin Partai:
DPP PAN perlu segera mengambil langkah tegas terhadap kader yang membelo. Jika partai tidak ingin citranya rusak lebih jauh, diperlukan tindakan disiplin yang jelas, seperti pemecatan atau sanksi keras lainnya. Ini penting untuk menunjukkan bahwa PAN adalah partai yang serius dalam menjaga kesolidan dan integritasnya.
Ketua DPW PAN, Bakri, juga harus segera mengeluarkan pernyataan yang memperjelas sikap partai terhadap situasi ini. Hal ini untuk mencegah kebingungan di kalangan kader dan pendukung PAN lainnya.
Konsolidasi Internal:
DPW PAN Jambi harus segera melakukan konsolidasi internal untuk meredam gejolak yang ada. Pertemuan dengan semua kader yang masih loyal dan memiliki pengaruh perlu dilakukan untuk memperkuat dukungan terhadap Al Haris-Abdullah Sani.
DPW juga perlu mempertegas kembali visi dan misi partai dalam Pilgub Jambi ini, serta mengingatkan kader bahwa kemenangan Al Haris-Abdullah Sani adalah kemenangan PAN.
Komunikasi Publik yang Efektif:
PAN harus aktif dalam mengelola komunikasi publik terkait situasi ini. Pernyataan resmi dari Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, harus dipublikasikan secara luas untuk menegaskan posisi partai dan menunjukkan bahwa PAN tetap solid meskipun ada beberapa kader yang membelot.
Selain itu, PAN perlu menggerakkan mesin partai untuk mengkomunikasikan keberhasilan dan program kerja Al Haris-Abdullah Sani kepada publik, untuk mengalihkan perhatian dari isu internal dan kembali fokus pada tujuan memenangkan Pilgub Jambi.
PAN harus dapat meminimalisir dampak negatif dari perpecahan internal dan menjaga citranya di mata publik. Sikap tegas dan konsolidasi yang cepat akan menjadi kunci bagi PAN untuk mempertahankan kekuatannya di Pilgub Jambi 2024.
( Ferry)