MANGURAI.COM – Jambi – Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VI Direktorat Jendral Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR menggelar Webinar Pemanfaatan Informasi Geospasial Dalam Analisis Banjir dengan mendatangkan beberapa narasumber, Selasa (15/11/2022).
Adapun peserta yang hadir merupakan mahasiswa Universitas Jambi (UNJA) dan UNBARI, selain itu hadir ratusan peserta lainnya melalui virtual. Dalam materinya Kepala BWSS VI Jambi Dr Gatut Bayuadji memaparkan tentang pengetahuan penyebab dan alternatif solusi penanganan masalah banjir.
“Penyebab banjir di bagi menjadi 4 faktor, yakni faktor alami give by god dan sulit diintervensi manusia, (misal-red) hujan ekstrim, kemudian penyempitan alur sungai (sedimentasi dan longsoran), dan letak geografis (zona badai siklon) dan topografi (rendah),” ujarnya.
Menurut Gatut penyebab selanjutnya faktor antropogenik yakni terkait dengan perilaku dan dampak aktivitas manusia, Degradasi hutan menurunkan intersepsi, throughfall, steamflow dan dan infiltrasi yang mengontrol limpasan, alih fungsi lahan dan pemanfaatan ruang tak terkendali sehingga berkurangnya ruang parkir-parkir air dan penurunan tanah (banjir rob).
“Kesimpulan penyebab banjir ada beberapa faktor, alamiah, antropogenik, teknis dan tata kelola. Dan penanganan banjir kombinasi antara struktural dan non struktural akan menghadirkan solusi yang lebih optimal, penanganan banjir Kota Jambi melalui UFCSI perlu didukung dengan kegiatan-kegiatan non struktural pendukung agar pengendalian banjirnya lebih berkelanjutan,” jelasnya.
Sebelumnya, Salah satu narasumber Webinar yakni Akademisi UNBARI Siti Umi Kalsum berharap dari Webinar yang dilaksanakan oleh BWSS VI bukan hanya sebatas seremonial saja, tetapi harus ada aksi dan ada rekomendasi rekomendasi yang harus dihasilkan.
Kemudian dalam materi nya Ia menjelaskan dampak banjir terhadap kualitas air sungai dengan dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari persoalan Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI), drainase, dan sampah dimana-mana.
“Masalah klasik banjir, daerah hulu yang tidak sesuai lagi dengan fungsi nya, hutan menjadi permukiman, PETI, drainase khususnya Kota Jambi namun menjadi masalah ketika hujan, Banjir di kota Jambi warna coklat kekeruhan tinggi air butek,” ungkapnya.
Terkait persoalan tersebut, maka banjir menjadi momok yang disebabkan oleh sampah dimana-mana.”Lalu ini tugas siapa, tugas adek adek, atau tugas bapak bapak,? saya rasa itu tugas kita bersama bagaimana sampah tidak menjadi momok,” harapnya.
Kemudian Perwakilan dari Kepala Dinas (Kadis) PUPR Provinsi Jambi Desmarita juga menyampaikan informasi geospasial sebagai analisis banjir.”Berdasarkan Kepres, wilayah sungai ditetapkan menjadi 4, dan kewenangan paling luas itu balai wilayah sungai,” jelasnya. Ia mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan webinar yang dilakukan oleh BWSS VI.
Selain itu, Kepala Badan Informasi Geospasial RI Muh Aris juga menjadi narasumber di kegiatan tersebut dengan memaparkan tentang informasi geospasial tematik rawan banjir. Setelah penjelasan dari beberapa narasumber, para audiens dalam hal ini mahasiswa/i yang hadir diberikan kesempatan untuk melakukan tanya jawab dengan diakhiri pemberian penghargaan kepada para mahasiswa.tutupnya.
(ferry)