MANGURAI.COM – BALI – Terletak di Bali Collection Nusa Dua, Bali, ada satu titik bernama Hutan Bambu Nusantara atau Bamboo Forest for G20 menjadi pembeda dalam gelaran Presidensi G20 Indonesia kali ini sekaligus menunjukkan kepemimpinan Indonesia dalam upaya penurunan emisi karbon dunia.
Yayasan Bambu Lestari bersama beberapa organisasi peduli lingkungan lain didukung Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menjadi inisiator dari terbentuknya Bamboo Forest for G20 ini.
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki di Bali Collection Nusa Dua, beberapa waktu lalu mengatakan, kehadiran Bamboo Forest for G20 menjadi momentum bagi Indonesia untuk menunjukkan leadership dalam green economy untuk menurunkan emisi karbon serta inklusi sosial dan ekonomi bagi seluruh pelaku UMKM.
“Sepeda itu green vehicle apalagi sepeda bambu. Bambu sebagai alternatif hijau merupakan bahan terbarukan yang dapat dipanen dalam waktu yang jauh lebih pendek dari kayu dan membutuhkan perawatan yang hampir tidak ada karena cukup ditanam satu kali saja. Bambu kita juga cukup produktif, empat kali lipat dari bambu Tiongkok dan Jepang. Jadi ini salah satu kekuatan green economy kita ke depan,” kata Menteri Teten.
Lebih lanjut, Menteri Teten menambahkan bahwa manfaat lingkungan dari bambu serta tradisi Indonesia yang kaya dalam pemanfaatan bambu akan mendorong tumbuhnya riset atas pemanfaatan bambu dalam berbagai sektor serta produk bambu yang terus diperkaya.
Menurutnya, bambu dapat menjadi sumber energi bersih dan dapat memberikan manfaat yang besar bagi lingkungan. Dalam satu tahun saja, tiap satu hektare bambu dapat menyerap 50 ton karbondioksida, mencegah erosi, dan menyerap 35 juta liter air untuk tiap desa bambu per tahun.
“Jadi gerakan untuk memperluas desa bambu saya kira langkah yang paling konkret untuk menyelamatkan bumi. Kami optimistis kampanye bambu sebagai green economy selain menjadi kekuatan ekonomi lokal juga akan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat luas,” kata Menteri Teten.
Di tempat yang sama, Direktur Eksekutif Yayasan Bambu Lestari Monica Tanuhandaru menjelaskan Bamboo Forest for G20 merupakan ruang bersama yang memberikan warna Indonesia kepada dunia.
“Di sini kita bicara soal isu lingkungan, keberlanjutan, diversity, keanekaragaman hayati, green mobility, investasi hijau. Ini jadi ruang para aktor dan pemerhati bertemu dan berdiskusi. Ada juga eksebisi berupa produk yang dibuat dari desa, produk keren dan desain keren baik makanan, pakaian termasuk sepeda bambu,” kata Monica.
Dia menambahkan seluruh pengunjung G20 bisa ke Bali Collection untuk mengunjungi Bamboo Forest for G20 yang juga menjadi bagian dari Future SMEs Village yang diinisiasi KemenKopUKM.
“Kami berharap event semacam ini lebih sering. Kita mengerjakan hutan bambu G20 ini secara gotong royong dan bambunya dipanen dari desa, tukang kerennya juga dari desa. Jadi ini dikerjakan secara gotong royong dalam satu minggu,” katanya.
Monica berharap pemerintah dalam hal ini KemenKopUKM dpaat mengembangkan skema penguatan dan pendanaan terkait UKM hijau dan lestari. Sebab, dia menekankan pentingnya peran UKM dalam menurunkan emisi dan memitigasi perubahan iklim di bumi sangat besar sekali.
“Jadi harus lebih banyak penguatan kapasitas dan pendanaan agar UKM dapat berkontribusi pada perubahan iklim dan planet yang lebih lestari,” kata Monica.
(Ferry)